jasa pembayaran

Apa Itu Doku dan Kenapa Banyak Dipakai di Indonesia

Friday, August 1st 2025.

Bayangin kamu punya warung kopi yang buka sejak 2007. Pelanggan setiamu datang karena rasa kopi yang konsisten, sistemnya rapi, dan transparansi harga yang jelas. Nah, Doku itu ibarat warung kopi legendaris itu: pionir payment gateway Indonesia yang udah melayani ribuan bisnis sejak lama dan masih eksis sampai sekarang.

Dulu banyak bisnis bingung gimana naruh metode pembayaran online yang aman, praktis, dan lengkap. Masuklah Doku, dengan segudang pilihan: virtual account, e-wallet, kartu kredit, QRIS, PayLater, bahkan bayar di minimarket. Semua otomatis tercatat ke dashboard, no drama verifikasi manual.

Cara Kerja Doku – Analoginya Gampang

  1. Pembeli sampai di halaman checkout, milih metode pembayaran yang paling nyaman.
  2. Doku terima request, proses transaksi sesuai yang dipilih.
  3. Kalau pelanggan bayar, status otomatis berubah jadi “paid” di dashboard.
  4. Merchant bisa langsung tarik dana, cek laporan, atau rekonsiliasi tanpa input manual.

Intinya: kamu cukup santai duduk sambil ngopi, semua laporan finansial jalan otomatis.

Biaya Pakai Doku

Gausah takut ada biaya tersembunyi, karena Doku enggak pakai setup fee atau langganan. Kamu cuma kena potongan kalau ada transaksi berhasil:

  • Transaksi VA, kartu kredit, debit: biaya bank + Rp 2.500 per transaksi.
  • Misalnya pelanggan bayar Rp 100.000 lewat VA, total potongan sekitar Rp 2.500 + fee bank.
  • Kalau ada transfer otomatis payout ke vendor atau karyawan, bakal kena biaya withdrawal standar (sekitar Rp 2.500).

Doku vs Payment Gateway Lain

1. Xendit

Xendit bisa dibilang “anak muda ambisius” di dunia payment gateway. Lahir tahun 2015, dia cepat banget nangkep kebutuhan pasar yang makin digital. Fitur-fiturnya modern banget, ada split payment buat bagi-bagi pembayaran otomatis ke banyak akun, recurring billing buat bisnis subscription, sampai xenPlatform yang khusus buat marketplace.

Onboarding-nya juga ngebut, cuma 3–4 hari kamu udah bisa jalan nerima pembayaran. Tampilan dashboard-nya fresh, user-friendly, dan lengkap. Banyak startup dan UKM milih Xendit karena integrasinya gampang, bahkan ada plugin buat WooCommerce, Shopify, sampai integrasi API buat aplikasi custom.

Tapi Xendit ini emang lebih cocok buat bisnis yang pengen fitur modern, proses otomatis, dan fleksibilitas tinggi. Kalau kamu punya sistem membership, marketplace, atau subscription bulanan, Xendit jadi pilihan yang lebih “anak muda” dan gesit.

2. Midtrans

Midtrans ini kayak “kakak pertama di keluarga besar payment gateway” – udah mapan, punya ekosistem luas, dan dipercaya banyak bisnis gede. Berdiri tahun 2012, Midtrans fokus banget ke dunia e-commerce.

Dia punya Snap Checkout yang gampang dipasang, recurring payment, dan dashboard yang lumayan lengkap. Banyak perusahaan besar pakai Midtrans karena integrasinya kuat sama ekosistem Tokopedia dan GoTo Group.

Proses onboarding-nya memang agak lama, sekitar 1–2 minggu, tapi biasanya bisnis gede nggak terlalu keberatan karena yang mereka cari adalah stabilitas jangka panjang dan support yang responsif. Buat toko online atau perusahaan yang punya banyak transaksi harian, Midtrans ini pilihan aman dan terpercaya.

3. Doku

Doku ini ibarat “kakek bijak” yang udah kenyang pengalaman. Berdiri sejak 2007, dia jadi pionir payment gateway di Indonesia. Mungkin tampilannya nggak semodern Xendit, tapi jangan salah, soal stabilitas dan keamanan, Doku masih jadi pilihan banyak bisnis besar.

Metode pembayaran Doku lengkap banget: dari VA, kartu kredit, e-wallet, QRIS, PayLater, sampai pembayaran offline di Alfamart dan Indomaret. Doku juga punya fraud detection system yang udah teruji, jadi banyak perusahaan besar tetap percaya pakai Doku buat transaksi skala besar.

Selain itu, ada fitur e-Katalog, yang bikin UMKM bisa langsung jualan online tanpa ribet bikin website. Buat bisnis yang pengen sistem pembayaran yang mapan, aman, dan punya banyak metode pembayaran buat memanjakan pelanggan, Doku masih jadi pilihan solid meskipun nggak punya fitur-fitur fancy kayak split payment.

Jadi Pilih yang Mana?

  • Kalau kamu butuh proses onboarding cepat, dashboard modern, fitur kekinian buat marketplace atau subscription, Xendit jelas jadi pilihan paling fleksibel.
  • Kalau bisnismu fokus di e-commerce dan butuh integrasi kuat dengan platform besar, Midtrans pilihan yang aman dan lengkap.
  • Tapi kalau kamu lebih butuh sistem yang udah terbukti stabil bertahun-tahun, punya banyak opsi pembayaran termasuk offline, dan pengen keamanan yang kuat, Doku adalah pilihan yang paling “tahan banting”.

Intinya, semua gateway punya kelebihan masing-masing. Tinggal kamu sesuaikan sama jenis bisnis, target pelanggan, dan fitur yang benar-benar kamu butuhin.

Contoh Kasus Nyata – Pengalaman Aku

Dulu aku pernah kerja sama UMKM kopi lokal yang pakai Doku e-Katalog buat jualan di WhatsApp. Pelanggan tinggal klik link, bayar lewat VA, dan aku langsung cek dashboard—semua otomatis masuk. No ribet chat ke pemilik toko buat tanya siapa yang bayar, semuanya muncul detailnya: nama barang, jumlah, tanggal transaksi. Effortnya minim, tapi profesional.

Tips Pilih Payment Gateway yang Tepat

  1. Pahami pola transaksi pelangganmu: mayoritas bayar lewat VA, e-wallet, atau kredit?
  2. Hitung biaya efektif per transaksi, termasuk bank fee dan potongan dari gateway.
  3. Cari tahu integrasi ke platform kamu: WordPress, Shopify, Odoo, dll—apakah dukungan plugin atau API-nya lengkap?
  4. Tanya layanan support-nya—berapa lama responnya kalau ada bantuan?
  5. Cek fitur tambahan seperti split payment, recurring billing, payouts massal, atau e-Katalog.

Kesimpulan

Doku itu pilihan aman dan paham bisnis online Indonesia. Cocok buat yang butuh sistem pembayaran mapan dan metode terlengkap. Kalau kamu butuh fitur modern, onboarding cepat, dan integrasi marketplace, bisa lirik Xendit. Kalau fokus penuh ke e-commerce dan fitur lengkap, Midtrans juga opsi bagus. Tapi kalau kamu nyari yang udah teruji lama, aman, dan fitur penuh di satu tempat—Doku tetap juaranya.

Mau aku bikin lanjutan yang bahas lebih dalam soal biaya tiap provider, testimoni pengguna nyata, atau strategi optimasi pembayaran biar bisnis makin hemat? Tinggal bilang aja, nanti aku bikin versi berikutnya yang lebih ngegas!

wa

Term of Service | Privacy Policy | Refund Policy | FAQ | Contact Us | Disclaimer